Jumat, 27 Maret 2009

A N I M A S I









TUGAS PENDIDIKAN


SEMINAR NASIONAL


Membangun Daya Saing Pendidikan Tinggi

Melalui Penjaminan Mutu


PENDAHULUAN

Saat ini dan yang akan datang pendidikan tinggi nasional atau sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dihadapkan pada permasalahan kesenjangan kapabilitas yang diakibatkan oleh pergeseran lingkungan dan kekuatan persaingan. Ketidakmampuan suatu perguruan tinggi dalam merespon peluang dan ancaman eksternal mengakibatkan menurunnya daya saing dan atau terhambatnya pencapaian kinerja, bahkan mengancam kelangsungan perguruan tinggi yang bersangkutan.


Permasalahan kesenjangan kapabilitas di atas telah memaksa sebagian perguruan tinggi mengurangi atau menghentikan operasinya. Sejumlah program studi pada sejumlah perguruan tinggi mengalami penurunan jumlah mahasiswanya, bahkan terpaksa ditutup dan atau dicabut ijin operasinya, sejauh itu fenomena berkembang semakin meluas dan menghawatirkan.


Dalam situasi seperti di atas, perguruan tinggi nasional dituntut untuk merevitalisasi strateginya secara berkelanjutan guna menjamin kesesuaian tuntutan lingkungan dan persaingan dengan kekuatan internal yang dimilikinya, sekaligus meningkatkan daya saingnya baik di pasar nasional maupun internasional. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan perbaikan secara berkelanjutan terhadap mutu sumber daya manusia, proses, dan fasilitas fisik melalui suatu sistem penjaminan mutu yang memadai.


Secara yuridis, tuntutan penjaminan mutu di atas sesuai dengan Pasal 51 Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa pengelolaan sistem pendidikan tinggi dilaksanakan berdasarkan prinsip otonomi, akuntabilitas, jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan. Pada pasal 91 ayat 1 PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan juga ditegaskan bahwa setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan non-formal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.


Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) memiliki perhatian dan atau tanggungjawab atas permasalahan 'mutu, daya saing, dan keberlanjutan satuan pendidikan' di atas. Untuk itu dirancang kegiatan seminar nasional yang memungkinkan para pakar, praktisi, pengamat/pemerhati, pengambil kebijakan, dan unsur masyarakat pendidikan lainnya untuk berinteraksi secara akademik dan atau bertukar pengalaman praktis dalam mengkaji, mendiskusikan, dan atau memecahkan permasalahan itu.


TUJUAN

1. Membahas dan atau mendiskusikan secara kritis permasalahan 'mutu, daya saing, dan keberlanjutan satuan pendidikan tinggi' serta solusinya, baik pada tatanan kebijakan maupun implementasi

2. Mempelajari praktek baik (best practices) manajeman mutu atau penjaminan mutu satuan pendidikan tinggi atau perguruan tinggi


MATERI DAN PENDEKATAN

1. Kebijakan nasional pengembangan mutu pendidikan tinggi: substansi, arah, dan skenario kebijakan serta implikasinya pada peningkatan daya saing pendidikan nasional

2. Praktek baik (best practices) manajemen mutu/penjaminan mutu perguruan tinggi: kebijaman manajemen, sistem, implementasi, dan capaian kinerja penjaminan mutu

3. Eksistensi lembaga penjaminan mutu eksternal (BAN-PT, ISO, dan lainnya): fungsi dan perannya dalam meningkatkan mutu dan daya saing pendidikan tinggi


NARA SUMBER

1. dr. Fasli Jalal, Ph.D

(Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas RI)
2. Dr. Adil Basuki AhzaBadan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi

(BAN-PT)
3. Dr. Satria Bijaksana

(Satuan Penjaminan Mutu ITB)


Waktu Rabu, 3 Desember 200808.00 s.d. 12.00 WIB

Lokasi Auditorium JICA FPMIPA, Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung

Peserta (1) Pimpinan PTN/PTS se-Jawa Barat (2) Badan/Satuan Penjaminan Mutu PTN/PTS se- Jawa Barat (3) Kepala Dinas dan Kepala Sub Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat (4) Dosen-dosen Perguruan Tinggi (5) Mahasiswa Pascasarjana (6) Pelaksana penjaminan mutu di li

Biaya Biaya Rp. 200.000,- (Sudah termasuk coffee break, makan siang, seminar kit dan sertifikat).
Biaya pendaftaran dapat dikirim ke no. Rekening: 0022321587 BNI Cabang UPI Bandung a.n. Dr. Didi Sukyadi, M.A.

Kontak Kantor Satuan Penjaminan Mutu UPI, Gedung UPI Center, Jl. Dr. Setiabudi 229 BandungTelp. 2000022, 2013163 ext 2412. fax 2000022
Untuk informasi dan registrasi lebih lanjut silahkan hubungi:Dr. H. Agus Rahayu, M.Si : 08122388440Dr. Didi Sukyadi, M.A : 081320395044Rano Supeno, S.Pd : 081322637740

MESIN HYBRID


Cara Kerja Mesin Hybrid


Tidak dapat dipungkiri lagi, issue semakin menipisnya cadangan BBM di perut Bumi membuat para ilmuwan otomotif berlomba-lomba menciptakan mesin yang irit BBM tetapi tetap bertenaga. Akhirnya terciptalah mesin mobil perpaduan antara mesin bensin dengan mesin listrik. Ya, Hybrid adalah nama dari mesin ini. Mesin ini memiliki dua jenis mesin yaitu mesin konvensional (mesin bensin) yang ditambah oleh mesin listrik. Mesin kovensional bekerja saat mobil berjalan dalam kecepatan tinggi dan atau rpm tinggi, sambil menggunakan mesin kovensional ini, mesin juga men-charge batere pada mesin listrik. Sedangkan mesin listrik bekerja pada saat mobil sedang berhenti atau dalam kondisi rpm rendah (biasanya dalam kondisi macet). Mobil yang terkenal menggunakan mesin Hybrid adalah Toyota Prius. Prius sudah diciptakan oleh para ilmuwan sejak tahun 1997. Pabrikan Toyota mengklaim bahwa Toyota Prius dapat mengkonsumsi BBM sebanyak 1ltr untuk 35 km. Kalau dilihat dari segi konsumsi BBM memang jelas terlihat irit tetapi kalau kita lihat dari segi perawatan maka akan berbanding terbalik dari konsumsi BBM, hal ini dikarenakan spare part yang dibutuhkan tergolong jarang dan tidak banyak yang menggunakan mobil ini sehingga harga menjadi mahal.

Banyak orang yang bertanya-tanya berapa harga mobil yang sangat ramah lingkungan ini. Mau tau berapa? 1M? salah. 1.2 M? salah juga… Yang benar adalah US$ 21725 atau bila di kurskan kedalam rupiah sekitar 210jt (9700/dollar). Murahkan? dibanding dengan mobil-mobil yang sekarang sudah seliweran di jalan. Tapi tunggu dulu, itu baru harga di negara asalnya Jepang. Bila sidah sampai di Indonesia ya sudah nggak segitu lagi. Melainkan menjadi 1/2 M… alias 500jt. Kaget? sama saya juga kaget sampai terheran-heran, mengapa alat transportasi yang sangat hi-tech dan ramah lingkungan ini menjadi mahal karena pajak bea dan cukainya. BAPAK PEMERINTAH, KENAPA BEA DAN CUKAINYA MAHAL BANGET…

Jumat, 20 Maret 2009












AC MILAN

Associazione Calcio Milan (dipanggil A.C. Milan atau Milan saja) adalah sebuah klub sepak bola Italia yang berbasis di Milan. Mereka bermain dengan seragam bergaris merah-hitam dan celana hitam, sehingga dijuluki rossoneri ("merah-hitam"). Milan adalah tim tersukses kedua dalam sejarah persepak bolaan Italia, menjuarai Seri A 17 kali dan Piala Italia lima kali.
Klub ini didirikan pada tahun 1899 dengan nama Klub Kriket dan Sepak bola Milan (Milan Cricket and Football Club) oleh Alfred Edwards, seorang ekspatriat Inggris. Sebagai penghormatan terhadap asal-usulnya, Milan tetap menggunakan ejaan bahasa Inggris nama kotanya (Milan) daripada menggunakan ejaan bahasa Italia Milano.

Stadion dan basis pendukung
Stadion tim saat ini adalah Stadion Giuseppe Meazza yang berkapasitas 85.000 orang. Stadion ini juga dikenal dengan nama San Siro. Stadion ini digunakan bersama dengan Internazionale ("Inter"), klub besar lain di Milan. Suporter AC Milan menggunakan "San Siro" untuk menyebut stadion itu karena dulunya Giuseppe Meazza merupakan seorang pemain bintang bagi Inter. Tetapi, di masa mendatang, ada wacana untuk memindahkan homebase Milan ke stadion baru, seperti yang diungkapkan wakil presiden Adriano Galliani pada tahun 2006.
Secara sejarah, AC Milan (dipanggil dengan "Milan" saja di Italia) didukung oleh kaum pekerja dan kelas buruh di Milan (umumnya merupakan para pendatang dari daerah Italia selatan), sementara Inter lebih didukung orang-orang kaya. Meskipun begitu, pada beberapa tahun terakhir, basis pendukung telah banyak berubah. Milan kini dimiliki oleh raja media dan mantan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, sementara Inter dimiliki pebisnis garis tengah-kiri, Massimo Moratti. Namun begitu, basis pendukung Milan mayoritas berhaluan politik sayap kiri, berseberangan dengan Inter yang didominasi oleh pendukung yang secara tradisional berhaluan sayap kanan. Grup pendukung (ultras) yang terkenal dari Milan adalah Fossa Dei Leoni yang beraliran ekstrim kiri, dan Brigate Rossoneri yang beraliran ekstrim kanan. Menyusul keributan dengan suporter Inter pada derby musim kompetisi 2005/2006, Fossa Dei Leoni membubarkan diri secara organisasi. Meskipun begitu, massa mereka masih setia mendukung Milan di tribun khusus bagian selatan stadion San Siro bersama kelompok lain, dengan sebutan Curva Sud.

Sejarah (1990-an hingga kini)
Masa kejayaan Milan di era sepak bola modern adalah pada awal dekade 90-an ketika merajai Liga Italia di bawah asuhan Arrigo Sacchi, dan diteruskan oleh Fabio Capello. Puncaknya, Milan merebut trofi Liga Champions pada tahun 1994 dengan mengalahkan Barcelona di final. Sepeninggal Capello (yang menyeberang ke Spanyol untuk melatih Real Madrid), Milan terus menurun dan baru bisa meraih gelar juara Liga Italia pada musim kompetisi 1998/1999 di bawah asuhan pelatih Alberto Zaccheroni. kemudain digantikan oleh pelatih asal Turki, Fatih Terim. Karena surut gelar, kemudian diganti oleh mantan pemain Milan, Carlo Ancelotti. Ancelotti membawa Milan meraih gelar juara Liga Champions pada musim 2002/2003 ketika mengalahkan Juventus lewat drama adu pinalti di Manchester, Inggris. Milan terakhir kali meraih gelar prestisus dengan merebut juara Liga Italia pada musim kompetisi 2003/2004 sekaligus menempatkan penyerang Andriy Shevchenko sebagai pencetak gol terbanyak di Liga Italia.
Pada musim kompetisi Liga Italia Seri A 2006/2007, Milan terkait dengan skandal calciopoli yang mengakibatkan klub tersebut harus memulai kompetisi dengan pengurangan 8 poin. Meskipun begitu, publik Italia tetap berbangga karena di tengah rusaknya citra sepak bola Italia akibat calciopoli, Milan berhasil menjuarai kompetisi sepak bola yang paling bergengsi di dunia, Liga Champions. Hasil itu didapat setelah Milan menaklukkan Liverpool 2-1 lewat dua gol Filippo Inzaghi. Gelar inipun menuntskan dendam Milan yang kalah adu penalti dengan Liverpool dua tahun silam. Gelar pencetak gol terbanyakpun disabet pemain jenius Milan, Kaká dengan torehan 10 gol. Pada pertengahan musim, Milan mendatangkan mantan pemain terbaik dunia, Ronaldo dari Real Madrid untuk memperkuat armada penyerang mereka setelah penyerang muda Marco Borriello dihukum karena terbukti doping.
Pada musim 2007/2008, Milan akhirnya harus bermain di kompetisi Piala UEFA setelah hanya berhasil menduduki peringkat ke-5 dibawah Fiorentina dengan selisih 2 poin. Dalam pertandingan Serie A yang terakhir, AC Milan menang 4-1 atas Udinese, tapi di saat bersamaan, Fiorentina juga menang atas Torino dengan skor 1-0 yang akhirnya posisi kedua tim tak ada perubahan. Untuk memperbaiki performa di musim berikut (2008/2009), Milan membeli sejumlah pemain baru, di antaranya Mathieu Flamini dari Arsenal, serta Gianluca Zambrotta dan Ronaldinho yang keduanya berasal dari Barcelona. Pada transfer paruh musim 2008-2009, Milan mendatangkan David Beckham dengan status pinjaman dari klub sepakbola Amerika Serikat LA Galaxy

Pemain terkenal
Demetrio Albertini
Jose Altafini
Massimo Ambrosini
Carlo Ancelotti
Roberto Baggio
Franco Baresi
Oliver Bierhoff
Zvonimir Boban
Alessandro Costacurta
Hernán Crespo
Renzo De Vecchi
Marcel Desailly
Paolo Di Canio
Roberto Donadoni
Gennaro Gattuso
Jimmy Greaves
Gunnar Gren
Ruud Gullit
Kurt Hamrin
Filippo Inzaghi
Kaká
Gianluigi Lentini
Ronaldinho
Umit Davala
Jose Mari
Roberto Ayala
Giuseppe Pancaro

Leonardo
Nils Liedholm
Cesare Maldini
Paolo Maldini
Alessandro Nesta
Gunnar Nordahl
Jean-Pierre Papin
Andrea Pirlo
Frank Rijkaard
Gianni Rivera
Rui Costa
Sandro Salvadore
Dejan Savicevic
Juan Alberto Schiaffino
Karl Heinz Schnellinger
Clarence Seedorf
Andriy Shevchenko
Angelo Sormani
Giovanni Trapattoni
Marco van Basten
George Weah
Ray Wilkins
John Dahl Tomasson
Alberto Gilardino
Martin Laursen
Massimo Oddo
Gianluca Zambrotta




Skuad saat ini





























































24
DF
Philippe Senderos (pinjaman dari Arsenal)




























Sedang dipinjamkan


DF
Marco Storari (ke ACF Fiorentina)


DF
Digão (ke Standard Liège)


MF
Yoann Gourcuff (ke Bordeaux [1])


DF
Elia Legati (ke AS Monaco FC)


DF
Willy Aubameyang (ke U.S. Avellino)


DF
Massimo Oddo (ke Bayern München)


FW
Pierre-Emerick Aubameyang (ke Dijon FCO)


FW
Kingsley Umunegbu (ke Salernitana)

Prestasi
Seri A: 17
1901, 1906, 1907, 1950-51, 1954-55, 1956-57, 1958-59, 1961-62, 1967-68, 1978-79, 1987-88, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1995-96, 1998-99, 2003-2004
Piala/Liga Champions: 7
1962-63, 1968-69, 1988-89, 1989-90, 1993-94, 2002-03, 2006-07
Piala Italia: 5
1966-67, 1971-72, 1972-73, 1976-77. 2002-03
Piala Super Italia: 5
1988, 1992, 1993, 1994, 2004
Piala Interkontinental: 3
1969, 1989, 1990
Piala Super Eropa: 5
1989, 1990, 1994, 2003, 2007
Piala Dunia Antarklub FIFA
2007
Piala Winners: 2
1967-68, 1972-73
Piala Latin (Piala yang paling penting bagi klub-klub Eropa pada tahun 40-an dan 50-an. Diselenggarakan sejak 1949 hingga 1957 antara juara-juara Perancis, Italia, Portugal dan Spanyol. Kejuaraan ini menghilang setelah dimulainya Piala Champions.)
1951, 1956
Piala Mitropa
1981/82
Babak Final
Piala/Liga Champions
1957/58, 1992/93, 1994/95, 2004/5, 2006/7
Piala Winners
1973/74
Piala Interkontinental
1963, 1993, 1994, 2003
Piala Super Eropa
1973, 1993
Piala Latin
1953
Piala Italia
1941/42, 1967/68, 1970/71, 1974/75, 1984/85, 1989/90, 1997/98

Daftar Presiden AC Milan
1899-1909 Alfred Edwards
1909-1909 Giannino Camperio (regent)
1909-1928 Piero Pirelli
1928-1930 Luigi Ravasco
1930-1933 Mario Bernazzoli
1933-1935 Luigi Ravasco (komisi khusus)
1935-1936 Pietro Annoni
1936-1936 Annoni, Lorenzini dan Valdameri (majelis regent)
1936-1939 Emilio Colombo
1939-1940 Achille Invernizzi
1940-1944 Umberto Trabattoni (komisi khusus)
1944-1945 Toni Busini
1945-1954 Umberto Trabattoni
1954-1963 Andrea Rizzoli
1963-1965 Felice Riva

1965-1966 Federico Sordillo (regent)
1966-1967 Luigi Carraro
1967-1971 Franco Carraro
1971-1972 Federico Sordillo
1972-1975 Albino Buticchi
1975-1976 Bruno Pardi
1976-1977 Vittorio Duina
1977-1980 Felice Colombo
1980-1982 Gaetano Morazzoni
1982-1986 Giuseppe Farina
1986-1986 Rosario Lo Verde
1986-2004 Silvio Berlusconi
2004-2006 lowong (pelaksana harian diserahkan kepada wakil presiden Adriano Galliani)
2006-2008 Silvio Berlusconi
2008-kini lowong (pelaksana harian diserahkan kepada wakil presiden Adriano Galliani)